A. Motivasi
Kerja
1. Pengertian
Motivasi
Perilaku
seseorang dimulai dengan dorongan tertentu/motivasi. Dapat diyakini bahwa pada
dasarnya setiap manusia memiliki motivasi untuk pekerjaan.Motivasi adalah
sesuatu di dalam diri manusia yang memberi energi, yang mengaktifkan dan
menggerakkan ke arah perilaku untuk mencapai tujuan tertentu (Barnes, 1996
dalam Rivai, 2003: 89). Motivasi kerja yang tinggi dari setiap karyawan sangat
diperlukan guna peningkatan produktivitas perusahaan. Orang yang mempunyai
motivasi tinggi akan terpacu untuk bekerja lebih keras dan penuh semangat
karena mereka melihat pekerjaan bukan sekedar sumber penghasilan tetapi untuk
mengembangkan diri dan berbakti untuk orang lain. Oleh karena itu motivasi
penting sebagai dorongan seseorang dalam menghasilkan suatu karya baik bagi diri
sendiri maupun bagi perusahaan. Dengan demikian motivasi mengacu pada dorongan
yang baik dari dalam atau dari luar diri seseorang yang mendorong keinginan
individu untuk melakukan kegiatan pencapaian tujuan (Daft, 2002: 91).
Dari
pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu konsep
yang mendorong individu untuk mengarahkan perilakunya pada pencapaian tujuan
organisasi dimana yang menjadi pendorong adalah keinginan dan kebutuhan
individu.
Untuk dapat memotivasi seseorang ada empat hal yang perlu dipahami dan dilakukan (Lefton, 1997 dalam Rivai, 2003: 90) yaitu:
Untuk dapat memotivasi seseorang ada empat hal yang perlu dipahami dan dilakukan (Lefton, 1997 dalam Rivai, 2003: 90) yaitu:
a. Pelajari apa kebutuhan yang dapat
dipahami dan apa yang tidak dapat dipahami
orang.
b. Harus
dapat membantu orang bagi tercapainya tujuan kerja perusahaan.
c. Hubungan
ini perlu ada kejelasan, sehingga orang tahu apa yang sesuai untuk perusahaan.
d. Upayakan bahwa setiap orang mempunyai
komitmen yang tinggi.
Motivasi
merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena kebutuhan dan keinginan
setiap karyawan dalam perusahaan berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini
berbeda karena setiap anggota suatu perusahaan adalah unik secara biologis
maupun psikologis dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula.
Dengan pemahaman tersebut maka dapat dikemukakan aspek-aspek yang terkandung
dalam motivasi kerja (Rivai, 2003: 90), yakni:
a. Cenderung
bertanggung jawab.
b. Senang
membahas kasus yang menantang.
c. Menginginkan
prestasi yang lebih baik.
d. Suka
memecahkan masalah.
e. Senang
menerima umpan balik atas hasil karyanya.
f. Senang
berkompetisi untuk mencapai hasil yang optimal.
g. Senang
membahas kasus-kasus sulit.
h. Melakukan
segala sesuatu dengan cara yang lebih baik dibandingkan
dengan
orang lain.
Teori Motivasi
1. Teori Hierarki Kebutuhan dari Abraham Harold Maslow
1. Teori Hierarki Kebutuhan dari Abraham Harold Maslow
Setiap
manusia mempunyai kebutuhan yang munculnya semangat tergantung dari kepentingan
individu. Abraham Harold Maslow mengemukakan “Hierarchy of needs theory”
untuk menjawab tentang tingkatan kebutuhan manusia. Bagaimanapun juga individu
sebagai karyawan tidak bisa melepaskan diri dari kebutuhan-kebutuhannya.
Abraham
Harold Maslow menyatakan bahwa manusia dimotivasi oleh berbagai kebutuhan dan
keinginan ini muncul dalam urutan hirarki. Maslow mengidentifikasi dalam urutan
yang semakin meningkat. Adapun kelima tingkatan tersebut adalah (Handoko, 1991:
255) :
1. Kebutuhan Fisiologis ( Physiological Needs)
a. Teoritis : kebutuhan pangan, sandang, papan, bebas dari rasa sakit
b. Terapan : ruang istirahat, air untuk minum, liburan, cuti, balas jasa
2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan Kerja (Safety & Securtiy Needs)
a. Teoritis : perlindungan dan stabilitas
b. Terapan : pengembangan karyawan, kondisi kerja yang aman, rencana - rencana senioritas, serikat kerja, tabungan, uang pesangon, jaminan pensiun, asuransi.
3. Kebutuhan Sosial (Social Needs)
a. Teorits : Cinta, persahabatan, perasaan memiliki dan diterima dalam kelompok, kekeluargaan dan sosialisasi.
b. Terapan : kelompok-kelompok kerja formal & informal,kegiatan-kegiatan yang disponsori perusahaan, acara peringatan.
4. Kebutuhan Penghargaan ( Esteem Needs)
a. Teoritis : Status atau kedudukan, kepercayaan diri, pengakuan, reputasi dan prestasi, apresiasi, kehormatan diri dan penghargaan.
b. Terapan : kekuasaan, ego, promosi, jabatan, hadiah, status.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self-Actualization Needs)
a. Teoritis : Penggunaan potensi diri, pertumbuhan, pengembangan diri.
b. Terapan : Menyelesaikan penugasan-penugasan yang bersifat menantang, melakukan pekerjaan pekerjaan kreatif, pengembangan ketrampilan.
1. Kebutuhan Fisiologis ( Physiological Needs)
a. Teoritis : kebutuhan pangan, sandang, papan, bebas dari rasa sakit
b. Terapan : ruang istirahat, air untuk minum, liburan, cuti, balas jasa
2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan Kerja (Safety & Securtiy Needs)
a. Teoritis : perlindungan dan stabilitas
b. Terapan : pengembangan karyawan, kondisi kerja yang aman, rencana - rencana senioritas, serikat kerja, tabungan, uang pesangon, jaminan pensiun, asuransi.
3. Kebutuhan Sosial (Social Needs)
a. Teorits : Cinta, persahabatan, perasaan memiliki dan diterima dalam kelompok, kekeluargaan dan sosialisasi.
b. Terapan : kelompok-kelompok kerja formal & informal,kegiatan-kegiatan yang disponsori perusahaan, acara peringatan.
4. Kebutuhan Penghargaan ( Esteem Needs)
a. Teoritis : Status atau kedudukan, kepercayaan diri, pengakuan, reputasi dan prestasi, apresiasi, kehormatan diri dan penghargaan.
b. Terapan : kekuasaan, ego, promosi, jabatan, hadiah, status.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self-Actualization Needs)
a. Teoritis : Penggunaan potensi diri, pertumbuhan, pengembangan diri.
b. Terapan : Menyelesaikan penugasan-penugasan yang bersifat menantang, melakukan pekerjaan pekerjaan kreatif, pengembangan ketrampilan.
2. Teori ERG Alderfer
Kebutuhan
hirarki Maslow memberikan titik tolak untuk peningkatan teori kebutuhan
manusia. Clayton Alderfer mengembangkan teori eksistensi-hubunganpertumbuhan atau
bisa juga disebut sebagai Existence-Relatedness-Growth (ERGTheory),
yang meninjau kembali teori Maslow untuk membuatnya konsisten dengan penelitian
yang mempertimbangkan kebutuhan manusia. Terdapat beberapa perbedaan antara
teori ERG Alderfer dan teori kebutuhan hirarki Maslow. Penelitian telah
menunjukkan bahwa manusia memiliki tiga bentuk kebutuhan disbanding dengan lima
bentuk berdasarkan hipotesa Maslow. Kebutuhan manusia adalah berbeda-beda
antara yang satu dengan yanglainnya.
Demikian
juga dengan prioritasnya, masing-masing orang tidak sama.Menurut Clayton
Aldefer (Daft, 2002: 96) menjelaskan bahwa kebutuhan manusia dikelompokkan
menjadi tiga dasar kebutuhan yaitu :
1) Kebutuhan
untuk eksistensi/keberadaan (Existence Needs).
Kebutuhan ini mencakup semua bentuk kebutuhan fisik dan keamanan, seperti: bonus kerja, gaji tambahan, dan kebutuhan keamanan seperti asuransi kesehatan, jaminan masa depan..
Kebutuhan ini mencakup semua bentuk kebutuhan fisik dan keamanan, seperti: bonus kerja, gaji tambahan, dan kebutuhan keamanan seperti asuransi kesehatan, jaminan masa depan..
2) Kebutuhan
untuk hubungan (Relatedness Needs)
Kebutuhan ini mencakup semua kebutuhan yang melibatkan hubungan social dan hubungan anatar pribadi bermanfaat.
Kebutuhan ini mencakup semua kebutuhan yang melibatkan hubungan social dan hubungan anatar pribadi bermanfaat.
3) Kebutuhan
untuk bertumbuh (Growth Needs)
Kebutuhan ini mencakup kebutuhan yang melibatkan orang-orang yang membuat usaha kreatif terhadap diri mereka sendiri dan lingkungan. Manusia bekerja memenuhi kebutuhannya berdasarkan kontinum kekongkritannya. Semakin konkrit kebutuhan yang hendak dicapai, maka semakin mudah seorang karyawan untuk mencapainya. Kebutuhan yang konkrit menurut Alderfer adalah kebutuhan keberadaan yang paling mudah kemudian kebutuhan relasi atau hubungan dengan orang lain untuk dipenuhi dalam mencapai prestasi sebelum mencapai kebutuhan yang lebih kompleks yaitu pertumbuhan.
Kebutuhan ini mencakup kebutuhan yang melibatkan orang-orang yang membuat usaha kreatif terhadap diri mereka sendiri dan lingkungan. Manusia bekerja memenuhi kebutuhannya berdasarkan kontinum kekongkritannya. Semakin konkrit kebutuhan yang hendak dicapai, maka semakin mudah seorang karyawan untuk mencapainya. Kebutuhan yang konkrit menurut Alderfer adalah kebutuhan keberadaan yang paling mudah kemudian kebutuhan relasi atau hubungan dengan orang lain untuk dipenuhi dalam mencapai prestasi sebelum mencapai kebutuhan yang lebih kompleks yaitu pertumbuhan.
Menurut
Aldag dan Stearns (Daft, 2002: 97), Alderfer meninjau kembali teori Maslow
dengan cara lain yaitu :
1) Dia
membuktikan bahwa tiga kategori kebutuhan membentuk hirarki hanya dalam
pengertian yang meningkatkan keabstrakan atau mengurangi kekonkretan. Setelah
kita bergerak dari kebutuhan eksistensi ke kebutuhan hubungan lalu ke kebutuhan
pertumbuhan, cara untuk memenuhi kebutuhan menjadi berkurang dan menjadi kurang
konkret.
2) Alderfer
menyadari bahwa sementara memenuhi kebutuhan eksistensi dan hubungan, kita
dapat membuat kebutuhan itu kurang penting bagi kita, tidak seperti pada
kebutuhan pertumbuhan. Malah sebaliknya, kebutuhan pertumbuhan menjadi lebih penting
setelah kita memenuhinya. Setelah kita mampu untuk kreatif dan produktif, kita
meningkatkan pertumbuhan kita dan lagi, kita menjadi tidak puas.
3) Alderfer
menerangkan bahwa kita mungkin pertama memusatkan pada kebutuhan kebutuhan yang
dapat dipenuhi dengan cara konkret dan kemudian mengurusnya dengan lebih banyak
cara untuk menuju kepuasan. Bagaimanapun, Alderfer menambahkan gagasan tentang
kekecewaan (frustration). Kekecewaan terjadi ketika kita tidak mampu
untuk memenuhi kebutuhan pada tingkat tertentu secara hakiki yang menyebabkan
kita “mundur” dan memusatkan pada kebutuhan yang lebih konkret. Apabila kita
tidak bisa memenuhi kebutuhan hubungan, kita akan memusatkan pada kebutuhan
eksistensi.
3. Teori Pencapaian Motivasi MC Clelland
Menurut
Henry Murray (Usmara, 2006: 53) percaya bahwa kebutuhan diperoleh melalui
interaksi individu dengan lingkungan. Murray mengembangkan daftar kebutuhan
yang sangat panjang. Mc Clelland secara khusus tertarik pada salah satu
kebutuhan yang dikemukakan oleh Murray yaitu kebutuhan untuk berprestasi. Mc
Clelland merasa bahwa kebutuhan berprestasi merupakan kebutuhan yang diperoleh,
yang dikembangkan sejak kecil sebagai hasil dari dorongan dan kepecayaan pada
diri sendiri oleh orang tua. Dia juga berpendapat bahwa hal tersebut dapat juga
diajarkan pada saat dewasa.
Mc
Clelland berpendapat bahwa manusia dengan kebutuhan prestasi yang tinggi dibagi
ke dalam beberapa karakteristik sebagai berikut :
1) Keinginan yang kuat untuk tanggung jawab pribadi.
1) Keinginan yang kuat untuk tanggung jawab pribadi.
2) Keinginan timbal balik yang cepat dan konkret
dengan mempertimbangkan hasil dari pekerjaan mereka.
3) Melakukan
pekerjaan dengan baik, penghargaan moneter dan materi lainnya berhubungan
dengan prestasi.
4) Kecenderungan
untuk mengatur tujuan prestasi yang layak.
5) Manusia
dengan kebutuhan prestasi yang kuat akan menghasilkan tingkat pencapaian tujuan
yang tinggi.
6) Suka
mengambil tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah.
7) Menentukan
target-target pencapaian yang masuk akal.
8) Mengambil
resiko-resiko dengan penuh perhitungan.
9) Berkemauan
keras untuk memperoleh umpan balik atas kinerjanya.
10) Mc
Clelland beranggapan bahwa kebutuhan prestasi dapat dikembangkan pada orang
dewasa. Manusia yang dewasa emosional akan jauh lebih mampu memotivasi dirinya.
Empat cara yang dapat digunakan untuk mendorong dan mengembangkan kebutuhan
prestasi menurut Mc Clelland adalah sebagai berikut: Berbicara tentang “bahasa
prestasi”. Seseorang dianjurkan untuk berpikir, berbicara, bersikap, dan
melihat orang lain sebagai seseorang yang memiliki prestasi tinggi.
Seseorang
diajarkan bagaimana mengambil resiko yang pantas untuk memaksimalkan hasi yang
diharapkan dan ditunjukkan bagaimana mengatur pemikiran dan fantasi untuk
mengukur kebutuhan prestasi.
1) Mendorong
bahwa seseorang dapat dan akan merubah serta memusatkan pada tujuan pribadi
yang spesifik dalam waktu dekat.
2) Mengembangkan
gambaran yang baik tentang diri sendiri dan keinginankeinginan apa saja yang
ingin dicapainya serta kemungkinan pencapaiannya.
3) Pengajar
dan anggota kelompok lain mendukung seseorang secara emosional dalam usaha
perubahan diri.
4) Seseorang
membangun kredibilitas berdasarkan kesuksesan-kesuksesan yang telah diraihnya
dalam pekerjaan saat ini dan pekerjaan sebelumnya serta dalam kegiatan sosial
atau kegiatan masyarakat.
5) Memilih
pengalaman yang dapat menunjukkan ketrampilan dan pengetahuan yang Anda pilih
untuk digunakan.
Dalam
teorinya Mc Clelland mengemukakan tiga motif yaitu :
1) Motif
Kekuasaan
Merupakan
keinginan untuk mengatur orang lain, untuk mempengaruhi perilaku mereka dan bertanggung
jawab terhadap orang lain.
2) Motif
Afiliasi
Merupakan
keinginan untuk membuat dan mempertahankan hubungan yang bersahabat dan hangat
dengan orang lain.
3) Motif Berprestasi
Merupakan
keinginan untuk mencapai prestasi dalam bekerja. Orangorang yang berorientasi
prestasi mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu yang dapat
dikembangkan, yaitu :
a) Menyukai
pengambilan resiko yang layak (moderat) sebagai fungsi ketrampilan, bukan
kesempatan, menyukai suatu tantangan dan menginginkan tanggung jawab pribadi
bagi hasil-hasil yang dicapai.
b) Mempunyai
kecenderungan untuk menetapkan tujuan-tujuan prestasi yang layak dan menghadapi
resiko yang sudah diperhitungkan. Salah satu alasan mengapa banyak perusahaan berpindah
ke program management by objectives (MBO) adalah karena adanya korelasi
positif antara penetapan tujuan dan tingkat prestasi.
c) Mempunyai
kebutuhan yang kuat akan umpan balik tentang apa yang telah dikerjakannya.
d) Mempunyai
ketrampilan dalam perencanaan jangka panjang dan memiliki kemampuan-kemampuan
organisasional.
4. Teori Pengharapan (Expectancy
Theory)
Teori
pengharapan dikembangkan oleh Victor Vroom, 1964 (Usmara,2006: 58) yang menjelaskan
bahwa seseorang akan termotivasi untuk berkinerja berdasarkan :
a) Pengharapan bahwa suatu kinerja tertentu akan menghasilkan sesuatu yang diinginkan oleh orang tersebut.
b) Pengharapan bahwa usaha yang dikerahkan akan menghasilkan kinerja yang diinginkan atau akan membuat perilaku yang diinginkan muncul.
c) Pengharapan bahwa perilaku yang diinginkan seseorang pasti mengarah ke berbagai hasil.
a) Pengharapan bahwa suatu kinerja tertentu akan menghasilkan sesuatu yang diinginkan oleh orang tersebut.
b) Pengharapan bahwa usaha yang dikerahkan akan menghasilkan kinerja yang diinginkan atau akan membuat perilaku yang diinginkan muncul.
c) Pengharapan bahwa perilaku yang diinginkan seseorang pasti mengarah ke berbagai hasil.
5. Model
Teori Pengharapan
Teori pengharapan ini dikaji lebih
lanjut oleh David .A.Nadler dan Edward E.Lawler III dalam artikel “Motivation:
Adiagnostic Approach” tahun 1977. Banyak ahli perilaku yang berkesimpulan
bahwa teori ini paling komprehensif, valid dan berguna dalam memahami motivasi.
Seseorang mencurahkan waktu dan energinya pada pencapaian sasaran
organisasional sebagai penukar untuk reward yang diberikan organisasi
seperti uang, penghargaan, dan kesempatan berprestasi. Reward ini
dipandang sebagai motivator utama untuk kerjasama individual dalam pencapaian
sasaran organisasional. Sebuah model hubungan motivasi individual dan reward
organisasional adalah teori expectancy dari David A.Nadler dan Edward
E.Lawler III, 1977 (Usmara, 2006: 61)
Kesimpulan:
Motivasi
kerja yang tinggi dari setiap karyawan sangat diperlukan guna peningkatan
produktivitas perusahaan. Orang yang mempunyai motivasi tinggi akan terpacu
untuk bekerja lebih keras dan penuh semangat karena mereka melihat pekerjaan
bukan sekedar sumber penghasilan tetapi untuk mengembangkan diri dan berbakti
untuk orang lain. Oleh karena itu motivasi penting sebagai dorongan seseorang
dalam menghasilkan suatu karya baik bagi diri sendiri maupun bagi perusahaan.
Dengan demikian motivasi mengacu pada dorongan yang baik dari dalam atau dari
luar diri seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan
pencapaian tujuan.
Review :
1) Motivasi merupakan sebuah dorongan secara emosional dalam kehidupan manusia untuk mencapai suatu tujuan maupun titik tertentu.
1) Motivasi merupakan sebuah dorongan secara emosional dalam kehidupan manusia untuk mencapai suatu tujuan maupun titik tertentu.
2) Terdapat 5 model motivasi yang kami ambil di jurnal ini
meliputi Teori Hierarki Kebutuhan dari Abraham Harold Maslow yang menekankan
bahwa kebutuhan-kebutuhan di tingkay rendah harus terpenuhi atau paling tidak
cukup terpenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan di tingkat tinngi. kemudian .
Teori ERG Alderfer jika kita simak lebih lanjut maka akan tampak bahwa “makin
tidak terpenihnya suatiu kebutuhan ternetu makin besar pula keinginan untuk
memuaskannya, kuatnya keinginan memuasakan kebutuhan yang lebih tinggi semakin
besar apabila kebutuhan yang rendah telah terpuaskan dan sebaliknya jika
semakin sulit memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi semakin besar keinginan
untuk memuaskan kebutuhan yang mendasar. Teori Pencapaian Motivasi MC Clelland
menjelaskan bahwa kebutuahan pencapaian merupakan dorongan untuk
melebihi,mencapai standart-standar dan berjuang untuk berhasil. Teori
Pengharapan (Expectancy Theory) adalah kekuatan atau kemampuan/kecenderungan
untuk bertindak dalam cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu
pengharapan.
Sumber: David .A.Nadler
dan Edward.E.Lawler III (Usmara, 2006: 61).
repository.usu.ac.id/bitstream/.../4/Chapter%20II.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar