HUBUNGAN SIKAP
PIMPINAN DENGAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PASAMAN BARAT
I.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu
sistim yang terdiri dari berbagai komponen yang saling terkait satu sama lain dalam
melaksanakan fungsinya masing-masing. Oleh karena itu, setiap komponen-komponen
hendaklah menjaganya satu sama lain agar pelaksanaan fungsinya berjalan dengan
lancar dan tujuan organisasi dapat tercapai. Peningkatan dan pengembangan
sumber daya manusia melalui pendidikan yang diselenggarakan dalam suatu
organisasi mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan pendidikan.
Organisasi merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen yang mempunyai
peran masing-masing sesuai dengan fungsinya. Sistem ini melibatkan orang-orang
yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama. Penyelenggaraan organisasi melibatkan
berbagai komponen seperti pimpinan, karyawan, pegawai, sarana dan prasarana
organisasi lainnya. Setiap komponen mempunyai tugas dan fungsinya masing-masing
untuk mewujudkan tujuan organisasi. Komponen tersebut saling berhubungan dan
saling berinteraksi satu sama lain dalam mewujudkan tujuan organisasi.
Kepuasan kerja merupakan
salah satu aspek psikologis yang ikut mempengaruhi prilaku pegawai dalam melakukan
aktivitasnya. Kepuasan kerja sangat penting bagi pegawai karena kepuasan kerja
yang dirasakan oleh pegawai akan berdampak terhadap pekerjaan dan kualitas
kerjanya. pegawai yang merasa senang dan puas dengan pekerjaannya tentu ia akan
melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya untuk mendapatkan kepuasan yang
sama atau lebih sehingga akan berdampak positif terhadap hasil kerjanya.
Sebaliknya, apabila pegawai tidak senang atau puas, maka ia akan mengabaikan
pekerjaannya, sehingga berdampak negatif terhadap hasil kerjanya. Kepuasan
kerja sangat dipengaruhi oleh diri pribadi orang itu sendiri serta keadaan
lingkungan dia bekerja. Davis dan Newstrom dalam Husaini (2008:465) menyatakan
bahwa “kepuasan kerja adalah suatu kesenangan atau ketidak senangan terhadap
pekerjaan yang dipilihnya dan kepuasan itu bersifat dinamis atau berubah-ubah”.
Sedangkan Robbins (2006:108), mengemukakan bahwa “ketidakpuasan karyawan dapat diungkapkan
dalam sejumlah cara, misalnya dari pada mengundurkan diri, karyawan dapat
mengeluh, menjadi tidak patuh, mencuri property organisasi atau menghindari
sebagian tanggung jawab mereka”. Berdasarkan pendapat ahli diatas dapat
disimpulkan bahwa indikator dari kepuasan kerja adalah perasaan senang dalam
bekerja, perasaan lega dalam bekerja, dan perasaan tidak mengeluh dalam
bekerja.
Sehubungan dengan meningkatkan kepuasan kerja
pegawai, seorang pimpinan harus memperhatikan faktor yang mempengaruhi kepuasan
kerja pegawai. Menurut Hasibuan
(2005:203) faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja pegawai adalah:
(1) balas jasa yang adil dan layak,
(2) penempatan yang tepat dan sesuai keahlian,
(3) berat ringannya pekerjaan,
(4) suasana dan lingkungan pekerjaan,
(5) peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan,
(6) sikap pimpinan dalam kepemimpinannya.
Dari pendapat ahli diatas,
maka salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah “sikap pimpinan”.
Keharmonisan hubungan para pegawai dengan adanya sikap yang baik dari pimpinan
yang ditunjukkan ketika memberikan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh
pegawai, ketika memberikan informasi yang baru, mengajak, memberi perintah,
mengatur, menggerakkan, membimbing, menegur, dan lain-lain. Aktvitas pimpinan
harus di imbangi dengan kemampuan dan keterampilan serta sikap yang tepat. Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini
bertujuan untuk melihat tentang kepuasan kerja pegawai dan sikap pimpinan serta
hubungan sikap pimpinan dengan kepuasan kerja pegawai di Dinas Pendidikan
Kabupaten Pasaman Barat.
II.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang
digunakan berbentuk korelasional. Populasi penelitian ini adalah seluruh
pegawai pada Dinas Pendidikan Kabupaten Pasaman Barat, sebanyak 62 orang.
Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik stratified proportional
random sampling, sehingga diperoleh
sampel sebanyak 45 orang. Instrumen
penelitian ini dengan menggunakan angket model Semantic Defferensial dan Skala
Likert dengan lima alternatif jawaban dan telah diuji validitas dan
reliabilitasnya. Data di analisis dengan rumus rata-rata (mean).
III.
PEMBAHASAN
Sikap pimpinan Dinas Pendidikan
Kabupaten Pasaman Barat dari sebaran skor dapat diketahui bahwa skor kategori
kelompok sikap pimpinan Dinas Pendidikan Kabupaten Pasaman Barat berada pada
tingkat ketercapaian cukup. Jika dikaitkan dengan tingkat ketercapaian angket,
setelah dilakukan perhitungan, maka diperoleh skor variabel kelompok sikap
pimpinan berada pada tingkat ketercapaian 75,79% (cukup). Ini menunjukkan bahwa
sikap pimpinan Dinas Pendidikan Kabupaten Pasaman Barat dalam hal sikap
pimpinan dalam mengambil keputusan, sikap pimpinan dalam berkomunikasi, dan
sikap pimpinan dalam memberikan keteladanan belum baik (cukup).
Hal ini disebabkan karena
pimpinan kurang ramah dalam berkomunikasi dan sikap acuh tak acuh serta
banyaknya tugas yang diemban oleh pimpinan, sehingga pegawai merasa tidak
diperhatikan. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa sikap pimpinan Dinas Pendidikan
Kabupaten Pasaman Barat masih tergolong cukup, hasil penelitian ini sejalan
dengan pendapat Indrawijaya (1998:41), mengemukakan bahwa “faktor yang
mempengaruhi sikap adalah bahwa sikap seseorang merupakan perpaduan antara
pengalaman masa lampaunya dengan lingkungan masa kini.
Pengalaman masa lampau
ditentukan oleh adanya aspirasi, nilai kerja dan pengaruh budaya kelompok.
Sedangkan pada faktor kedua yaitu lingkungan masa kini yang sangat ditentukan
sekali oleh pengaruh lingkungan, pengaruh budaya, pengaruh kelompok, dan nilai-nilai
kerja serta aspirasi”. Sebagai seorang pemimpin penting sekali memiliki sikap
yang baik yang dapat dilihat oleh pengikutnya, karena hal itu dengan sendirinya
akan menjadi daya tarik dari seorang pemimpin. Di dalam kebanyakan situasi
pemimpin menarik orang-orang yang memiliki kualitas yang sama dengan dirinya.
Pemimpin adalah seorang panutan
dan pemimpin adalah orang yang mampu memberikan asumsi dan motivasi serta jalan
yang pasti dan setidaknya benar kepada orang/kelompok yang dipandunya. Oleh
karena itu, penting bagi pemimpin untuk memiliki sikap positif karena dengan
sikap yang demikian akan menjadikan seorang pemimpin lebih tangguh, lebih kuat,
dan juga memiliki pikiran yang positif dalam menghadapi persoalan yang dihadapi
dan yang lebih penting bahwa pemimpin pasti mempengaruhi para bawahannya, dengan
memiliki sikap yang baik makapemimpin pun akan menarik orang-orang untuk
bersikap baik, demikian pula sebaliknya. Jadi pemimpin secara tidak langsung
pasti mempengaruhi bawahannya.
ANALISIS
Berdasarkan analisis
kelompok kami hasil penelitian dan pengujian hipotesis tentang Hubungan Sikap
Pimpinan dengan Kepuasan Kerja Pegawai di Dinas Pendidikan Kabupaten Pasaman
Barat, dapat diambil kesimpulan bahwa kepuasan kerja pegawai di Dinas
Pendidikan Kabupaten Pasaman Barat, cukup dalam melaksanakan tugasnya.
Sedangkan sikap pimpinan di Dinas Pendidikan Kabupaten Pasaman Barat berada
pada kategori cukup. Terdapat hubungan yang berarti antara Sikap Pimpinan dengan
Kepuasan Kerja Pegawai di Dinas Pendidikan Kabupaten Pasaman Barat.
Seiring dengan kesimpulan
di atas Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pasaman Barat untuk dapat lebih
memperbaiki sikap terhadap kepuasan kerja pegawai agar tujuan yang diharapkan
lembaga benar-benar sesuai dengan keinginan atau harapan masyarakat dan juga
untuk kemajuan lembaga yang lebih baik lagi, bagi pegawai Dinas Pendidikan
Kabupaten Pasaman Barat di harapkan kepuasan kerjanya dapat ditingkatkan untuk
baik lagi Upaya yang dapat dilakukan antara lain dengan memberikan motivasi
kepada diri sendiri yakni dengan memperbaiki cara kerja, semangat dalam
bekerja, harapan pribadi, keinginan dan kepuasan kerja.
Nama : D. Puspa Pane
Kls : 3PA08
Klmpk : Biru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar